Total Tayangan Halaman

Jumat, 15 Juni 2012

maraknya minimarket mengubah masyarakat menjadi konsumtif


PERSAINGAN MINIMARKET MENGUBAH MASYARAKAT MENJADI KONSUMTIF
Di susun oleh
Nama:  Ahmad Azizul Hasyim
Mahasiswa : Universitas Prof Dr Hamka (UHAMKA)
Dosen: Eko Digdoyo M,Si
Abstrak
Kebutuhan primer manusia sekarang-sekarang ini semakin meningkat ditambah dengan pertumbuhan manusia semakin tinggi, ini terbukti dengan maraknya persaingan tempat belanja atau minimarket yang selalu ramai dan bertahan serta menghiasi tatakota di perkotaan maupun di pedesaan. Indomaret dan Alfamart misalnya perusahaan minimarket terbesar dan tersebar di indonesia ini sering kita temui bahkan kedua perusahaan ini membuka toko berdekatan sehingga masyarakat merasa di mudahkan dalam penuhi kebutuhanya, tetapi juga merasa menjadi konsumtif beli bukan kebutuhan tapi hanya keinginan saja. Kenapa minimarket ini tetap bertahan walau jarak toko alfamart dan indomart sangat dekat dan berhadap-hadapan, dan apa alasan kedua perusahaan itu membuka toko berdekatan? Serta mengubah masyarakat akan menjadi konsumtif?.

Kata Kunci (keyword):  Persaingan, Minimarket, dan Konsumtif



BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan manusia, primer maupun sekunder harus terus di penuhi karena kebutuhan primer seperti makan dan minum senantiasi di butuhi oleh manusia. Permintaan akan kebutuhan makanan dan minuman semakin meningkat terbukti dengan adanya minimarket yang merajalela di daerah-daerah maupun di perkotaan, toko-toko tersebar di berbagai tempat dan jarak toko satu sama lain saling berdekatan dan bersaing. Misal, Indomaret dan Alfamart kedua perusahaan ini saling bersaing merebut hati para pelanggang untuk berbelanja di toko mereka dengan cara-cara marketing dari perusahaan tersebut. Promo yang dilakukan agar menarik pelanggang dengan cara diskon barang/produk seperti buy 1 get 2 or 3. Minimarket (toko kecil) tersebar luas ada yang sebagian tidak memiliki izin seperti di Jakarta Sebanyak 661 minimarket terancam ditutup. Sebab, minimarket tersebut disinyalir memiliki izin yang illegal setelah diterbitkannya Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 115 Tahun 2006 tanggal 13 November 2006 tentang Penundaan Perizinan minimarket di Provinsi DKI Jakarta. (sumber: http://www.republika.co.id/, 22/02/11), Maraknya minimarket karena tidak ada payung hukum yang mengatur perizinan dan keberadaan minimarket, tangerang misalnya Wakil Walikota (Wawalkot) Tangerang, Arief R Wismansyah menyatakan sejak Desember 2010 lalu Pemkot Tangerang telah mengusulkan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Pasar termasuk di dalamnya mengatur beroperasinya pasar modern kepada DPRD Kota Tangerang tapi hingga kini masih dalam pembahasan. Jarak pusat perbelanjaan dan minimarket minimal 250 meter. ”Seharusnya jarak lokasi satu pasar minimarket dengan minimarket lainnya serta swalayan mempertimbangkan kepadatan penduduk” (sumber: http://www.indopos.co.id/, 10/04/12). Kehadiran minimarket di tengah-tengah penduduk membuat masyrakat menjadi konsumtif. Hal ini membuat kita bertanya-tanya walau perizinan masih dalam masalah serta jarak minimarket yang saling berhadap-hadapan, kenapa minimarket tersebut masih tetap bertahan walau persaingan semakin ketat?. Dari permasalahan di atas penulis ingin menjawab pertanyaan yang bisa memberi kemudahan dan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya.



1.2  Indentifikasi Masalah
berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :
1.        Permasalahan maraknya persaingan minimarket di tengah penduduk membuat tata kota semakin berantakan.
2.       Kehadiran minimarket membuat masyarakat menjadi konsumtif.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat  dalam penelitian ini adalah : “bagaimana persaingan minimarket membuat masyarakat menjadi konsumtif?”

1.4  Tujuan Penulis
Untuk mengetahui persaingan minimarket membuat masyarakat menjadi konsumtif.
1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia maupun pembaca  termasuk didalamnya adalah para konsumen dan pelanggang minimarket.

1.6  Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kepustakaan yaitu, metode dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan penelitian. Selain itu metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulan data dengan menggunakan indra.

BAB II
PEMBAHASAN

Kebutuhan manusia dalam hal belanja makanan maupun minuman sehari-hari, saat ini sangat mudah di dapat karena banyaknya minimarket dan toko kecil yang berada di tengah-tengah penduduk. Berbagai kebutuhan kini sudah dapat terpenuhi dari minuman berbagai merk dan makanan segala jenis di tambah dengan promo-promo produk yang di tawarkan dari perusahaan minimarket tersebut. Alfamart dan Indomaret misalnya mereka bersaing dengan tawaran harga dan kenyamanan saat berbelanja serta potongan harga demi menjaga pelanggan setianya agar tetap belanja di tempatnya. Masyarakat atau konsumen pada umumnya di tawarkan dari kenyamanan hingga harga spesial oleh kedua perusahaan ini, seolah-olah konsumen di paksa untuk berbelanja yang tidak selalu atas kebutuhanya tetapi hanya keinginan saja.
Tampaknya keberadaan persaingan minimarket di tengah-tengah penduduk, di rasa berhasil tidak hanya membikin masyarakat bingung untuk memilih dimana konsumen harus belanja di antara keduanya (alfamart dan Indomaret), tetapi juga berhasil membuat pola masyarakat menjadi konsumtif. Terbukti keberadaan minimarket tersebut tetap bertahan dan diminati banyak konsumen, penulis berpendapat Tim marketing dari kedua perusahaan tersebut, sangat jelih dalam mengatur persainganya dan jarak minimarket yang saling berhadap-hadapan, kedua perusahaan ini juga masih tetap maju dan bertahan dalam bisnisninya.
Perilaku konsumtif di masyarakat saat ini sangat sering kita temui di berbagai tempat perbelanjaan atau mall. Masyarakat perkotaan biasanya kerap berperilaku konsumtif dimana sisi geografis, perkembangan fashion dan teknologi sangat up date atau terbaru. 
2.1  Dampak negatif dari perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif adalah perilaku yang suka membelanjakan uang dalam jumlah yang besar. Perilaku konsumtif menimbulkan dampak positif dan dampak negative baik yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri maupun pihak lain.

a.       Dampak negatif
Dampak negative yang disebabkan oleh perilaku konsumtif pemborosan,  inflansi, dan timbulnya kesenjangan social.
1.      Pemborosan
Seseorang yang memiliki perilaku konsumtif akan bertindak boros. Misalnya, ketika berbelanja seseorang yang berperilaku konsumtif akan lupa dengan kebutuhanya berbelanja yaitu untuk memenuhi kebutuhan. Dengan melihat benda-benda bagus yang ditawarkan. Orang yang berperilaku konsumtif akan tertarik untuk membelinya. Padahal mungkin ia sudah memilikinya dan barang tersebut tidak sangat diperlukan. Perilaku demikian ini disebut pemborosan. Padahal semestinya ia harus berbelanja kebutuhan yang lebih berguna.
2.      Menimbulkan Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang secara umum. Apabila masyarakat mempunyai perilaku konsumtif, permintaan barang dan jasa akan naik. Meningkatnya permintaan barang dan jasa akan menyebabkan harga-harga secara umum juga mengalami kenaikan, dengan demikian perilaku konsumtif akan dapat menimbulkan inflasi.
3.      Menimbulkan kesenjangan social
Perilaku konsumtif yang dilakukan seseorang akan menampakan kesenjangan social yang makin nyata pada masyarakat. Keluarga yang berperilaku konsumtif akan cenderung berkehidupan mewah-mewahan sehingga akan sangat menonjol di anatara keluarga lainya. akibat dari keadaan ini adalah terjadinya kesenjangan social.
2.2  Dampak Positif dari perilaku konsumtif

b.      Dampak positf
Selain memiliki dampak negative, perilaku konsumtif juga memiliki dampak positif. Dampak positif itu di antara lain adalah: memberikan kepuasan kepada konsumen, memberikan keuntungan yang lebih besar kepada produsen, dan mempercepat roda perekonomian.
1.      Memberikan kepuasan kepada konsumen
Dengan membeli barang dan jasa apa pun yang diinginkan =, seorang konsumen akan merasa kepuasanya lebih optimal.
2.      Memberikan keuntungan yang lebih besar kepada produsen
Perilaku konsumtif akan membuat barang-barang yang di produksi oleh produsen terjual lebih banyak, sehingga produsen akan mendaptkan keuntungan yang lebih besar.
3.      Mempercepat roda perekonomian
Perilaku konsumtif akan menyebabkan perputaran uang menjadi lebih cepat, investadi menjadi lebih besar. Dengan demikian skala nasional roda perekonomian akan menjadi lebih cepat.

Jadi, meskipun peranan konsumsi dalam kegiatan perekonomian sangat penting, bukan bearti bahwa tindakan pemborosan itu dapat dibenarkan. Kita harus dapat melakukan kegiatn konsumsi dengan wajar. Tindakan konsumsi dikatakan wajar apabila penggunaan uang dilakukan secara selektif, yaitu dengan menyusun prioritas kebutuhan manakah yang harus didahulukan.




BAB III
PENUTUPAN

3.1  Kesimpulan
Dari berbagai persoalan masyarakat konsumtif saat ini, persoalan yang lebih yakni bagaimana kehadiran minimarket bisa berguna bagi konsumen maupun produsen. Saling membutuhkan mungkin yang lebih tepat dengan realita kehidupan antara konsumen dan produsen minimarket. Tentang positif dan negatif perilaku konsumtif, semua hal apapun pasti ada dampak positif maupun negative ada sebab dan akibat. Namun semua itu kembali kepada para konsumen yang menilai kehadiran minimarket di tengah penduduk, sebagai salah satu kebutuhan konsumen atau sebagai sarana menimbulkan sifat prilaku konsumtif saja.
3.2 Saran
1. Diharapkan kepada para produsen minimarket untuk lebih pintar membuka atau menempatkan usahanya, jarak antara minimarket satu dengan lainya, dan teratur.  tidak hanya memikir bisnis saja tetapi lebih kepada tataruang kota yang tidak teratur, dengan saling berhadap-hadapan minimarket tersebut.
2. kepada pemerintah kota maupun kabupaten untuk mengawasi dan mengatur payung hukum yang kuat terhadap minimarket. Penempatan serta perizinan dan tidak ada lagi minimarket yang illegal, membuka izin usaha tanpa perizinan.
3. kepada masyarakat umumnya dan pembaca artikel saya, agar selalu bisa memanfaatkan kehadiran minimarket sebagai kebutuhan saja, tidak mengubah perilaku masyarakat menjadi konsumtif.



DAFTAR PUSTAKA
Prishardoyo, Agus, dan Sodiqin, 2008. Pelajaran Ekonomi, Bandung; Grasindo.
Deliarnov, 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, Bandung; Esis.
SUMBER LAIN